Misa Penutup Bulan Maria 2024
“Maria tinggal kira-kira tiga bulan bersama Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.”
Luk 1:56

Orang-orang yang sudah lama tidak berjumpa biasanya akan merindukan perjumpaan. Ketika dua atau lebih orang berjumpa, perjumpaan tersebut dapat menjadi perjumpaan yang membangun, produktif, dan positif, tetapi juga dapat menjadi perjumpaan yang toxic, kontra-produktif, dan negatif. Perjumpaan positif tentu akan memotivasi orang-orang di dalamnya untuk merencanakan perjumpaan selanjutnya. Sementara itu, perjumpaan negatif bisa membuat orang-orang kapok dan tak ingin mengulangnya.


Inilah yang direnungkan bersama dalam Misa Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabet, Jumat (31/5), yang sekaligus menjadi Misa Penutup Bulan Maria 2024. Dalam homilinya, Romo Antonius Haryanto yang bertindak sebagai selebran utama, didampingi Romo Dominikus Adi Kristanto dan Romo Shenli Mario Angelo sebagai konselebran, menyampaikan bahwa perjumpaan antara Maria dan Elisabet adalah perjumpaan yang positif, membangun, produktif, dan penuh makna. Keduanya saling memberi salam serta melontarkan pujian dan syukur atas peristiwa iman yang dialami oleh masing-masing orang kudus ini. Elisabet mengalami mukjizat karena mengandung di usia lanjutnya, sedangkan Maria mengalami mukjizat karena mengandung bayi Tuhan.

Elisabet memuji Maria, katanya, “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu” (Luk 1:42). Pujian Elisabet tersebut masih kita ucapkan hingga hari ini dalam doa Salam Maria. Maria pun membalas pujian Elisabet dengan suatu kidung indah yang sampai sekarang dikenal sebagai Kidung Maria (Magnificat). “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku …” (Luk 1:46-55). Keduanya saling meneguhkan, memberi semangat, supaya mereka dapat menjalankan dan menyelesaikan tugas perutusannya masing-masing dengan sebaik-baiknya.

Misa Penutup Bulan Maria 2024 didahului dengan Doa Rosario bersama pada pukul 17.30 WIB. Selain itu, Komunitas Tritunggal Mahakudus juga memeriahkan perayaan ini dengan Seribu Mawar untuk Bunda Maria. Umat yang hadir dapat mempersembahkan mawar putih bagi Bunda Maria dengan menancapkannya di Taman Doa Regina Rosarii. Setelah Doa Rosario, patung Bunda Maria diarak menuju gedung gereja. Umat mengikutinya dalam suasana doa yang khusyuk sambil menyanyikan Ave Maria. Setelah patung Bunda Maria ditakhtakan, Perayaan Ekaristi pun dimulai, dimeriahkan oleh koor dari Catholic Family Ministry (CFM), dan dibantu oleh pelayan tatib dari Kortib BM.